LOMBOK BARAT — Rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Desa Karang Bongkot, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, ditutup dengan gemilang melalui perhelatan akbar Final Event Peresean Tarung Pepadu se-Pulau Lombok. Acara puncak seni budaya Suku Sasak yang sarat makna ini berlangsung meriah, aman, dan kondusif, menarik perhatian ratusan penonton dari berbagai wilayah.
Pertunjukan pamungkas adu ketangkasan tradisi ini diselenggarakan di Lapangan Umum Desa Karang Bongkot, Dusun Perampuan Timur, pada Minggu (30/11/2025) sore, dimulai sekitar pukul 16.30 WITA. Selama sembilan hari penuh, sejak 22 hingga 30 November 2025, Padepokan Siluman Pengsong Desa Karang Bongkot menjadi tuan rumah bagi para “pepadu”—sebutan untuk petarung peresean—terbaik dari seluruh penjuru Pulau Lombok.
Upaya Pelestarian dan Ajang Silaturahmi Antar-Padepokan
Peresean, seni pertarungan yang menggunakan tongkat rotan (penjalin) dan perisai kulit kerbau (ende), merupakan warisan budaya luhur Suku Sasak, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dahulu, tradisi ini dikenal sebagai ajang latihan ketangkasan prajurit sebelum berperang. Kini, Peresean bertransformasi menjadi sarana pelestarian budaya, hiburan rakyat, dan simbol kejantanan.
Padepokan Siluman Pengsong menggagas perhelatan ini tidak hanya sebagai bagian dari perayaan seperempat abad Desa Karang Bongkot, tetapi juga sebagai komitmen nyata dalam Pelestarian Hasanah Budaya Luhur di NTB. Lebih jauh, acara ini bertujuan menjadi wadah Silaturahmi antar Padepokan peresean se-Pulau Lombok. Nilai filosofis Peresean yang menjunjung sportivitas dan tanpa dendam—di mana kedua pepadu wajib bersalaman dan berpelukan setelah bertarung—menjadi inti dari semangat kebersamaan ini.
Sajian Puncak Pertarungan Pepadu
Pada hari final, antusiasme penonton memuncak. Pertunjukan menampilkan adu ketangkasan dari dua paguyuban peresean ternama, yakni:
-
Paguyuban Tanduk Sejagat dari Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah.
-
Paguyuban Siluman Pengsong dari Desa Karang Bongkot, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
Kedua paguyuban menampilkan pepadu-pepadu terbaik mereka dalam pertarungan yang memukau. Diiringi alunan musik Gamelan khas Lombok yang membangkitkan semangat, setiap ronde menyuguhkan aksi tangkas dan sportif dari para petarung. Jumlah penonton yang hadir diperkirakan mencapai sekitar 250 orang, menunjukkan betapa besarnya minat masyarakat terhadap seni budaya tradisional ini.
Pengamanan Terjamin, Acara Berlangsung Kondusif
Mengingat sifat pertunjukan Peresean yang memacu adrenalin dan berpotensi menarik keramaian, aspek keamanan menjadi prioritas utama. Seluruh rangkaian acara final Peresean Tarung Pepadu se-Pulau Lombok ini mendapat pengamanan ketat dari jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Labuapi.
Kapolsek Labuapi, Polres Lombok Barat, Polda NTB, Ipda I Nyoman Rudi Santosa, memastikan bahwa pengamanan berjalan optimal dari awal hingga akhir kegiatan.
“Kami telah menempatkan personel untuk mengamankan jalannya final event Peresean ini. Komitmen kami adalah memastikan setiap kegiatan masyarakat yang positif, apalagi yang berkaitan dengan pelestarian budaya, dapat berjalan dengan aman dan lancar,” ujar Ipda I Nyoman Rudi Santosa.
Pengamanan yang dilakukan Polsek Labuapi merupakan bagian dari dukungan aparat keamanan terhadap kegiatan positif yang memperkuat nilai-nilai budaya dan persatuan di tengah masyarakat. Kehadiran polisi juga bertujuan untuk mengatur arus penonton dan memastikan ketertiban umum.
Rangkaian Acara dengan Sukses
Final Event Peresean Tarung Pepadu se-Pulau Lombok dalam rangka HUT ke-25 Desa Karang Bongkot ini berakhir pada pukul 18.15 WITA. Pertunjukan ditutup dengan sukses besar dan mencerminkan semangat kolaborasi antara aparat keamanan, panitia penyelenggara dari Padepokan Siluman Pengsong, serta partisipasi aktif dari masyarakat.
Perayaan HUT ke-25 Desa Karang Bongkot melalui event Peresean ini berhasil mencapai dua tujuan utama: merayakan usia desa dengan meriah dan meneguhkan kembali identitas budaya lokal Sasak. Keberhasilan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus menghidupkan dan melestarikan warisan budaya Indonesia sebagai aset yang tak ternilai harganya. Acara ini juga memperkuat citra Lombok sebagai destinasi yang kaya akan tradisi dan keramah-tamahan.











